Empat jenjang
kemampuan berbahasa yang melekat pada setiap manusia normal adalah menyimak,
berbicara, membaca dan menulis. Pada hakikatnya, fungsi utama bahasa adalah
sebagai alat berkomunikasi.
Keterampilan
menulis oleh para ahli pengajaran bahasa ditempatkan pada dataran paling tinggi
dalam proses pemerolehan bahasa. Hal ini disebabkan keterampilan menulis
merupakan keterampilan produktif yang haya dapat diperoleh sesudah keterampilan
menyimak, berbicara dan membaca. Jal ini disebabkan karena keterampilan menulis
sangatlah sulit.
Pada sepanjang
zaman, keterampilan menulis peranannya sangatlah penting. Menurut Tarigan (1992
: 44), menyatakan bahwa indikasi kemajuan suatu bangsa dapat dilihat dari maju
tidaknya komunikasi tulis bangsa itu. Atau dengan kata lain, suatu bangsa
dikatakan telah memiliki kebudayaan yang maju jika masyarakatnya telah memiliki
kebiasaan diri dalam kegiatan literasi atau baca tulis. Sejalan dengan
pernyataan tersebut, Alwasilah (2003) mengungkapkan bahwa, bangsa yang besar
adalah bangsa yang menulis.
Namun, kondisi yang
objektif yang terjadi pada masyarakat Indonesia pada saat ini yaitu masyarakat
yang bisa membaca dan menulis tapi tidak suka membaca dan menulis. Oleh karena
itu, seperti yang sudah disampaikan tadi bahwa menulis adalah hal yang sedikit
dilakukan.